My Random Thoughts About Marriage

Menikah.. Suatu pencapaian mengikat janji dengan laki-laki/wanita pilihan dan hidup bersama, bahagia selamanya..

source: trendingdunia.net

Ga bisa dipungkiri, bahwa kata menikah menjadi salah satu hal yang indah untuk wanita umur 20 tahunan awal yang sedang lelah mengejar mimpi atau mungkin sedang gundah gulana dengan perasaan hati atau justru sedang cinta-cintanya dengan pasangannya.

Menikah bukan satu hal yang indah atau menyeramkan. Aku mencoba untuk bersifat netral dan melihat apa itu menikah dengan pandanganku yang minim ini. Maret 2020 telah menggenapkan umurku diangka 26 tahun, dimana sebagian orang berpendapat bahwa menikah sudah menjadi pandangan hidup yang bisa dipikirkan.

Tidak munafik, aku sangat menginginkan menikah saat umurku berada diangka 22-24 tahun. Bagaimana film drama romantis yang menjadi genre film favorit ku menceritakan pasangan suami istri yang dimabukkan oleh cinta, punya masalah hidup dan berujung everlasting love. Namun tidak semudah itu ferguso! Bangun Nita! Bangun dari imajinasimu tentang menikah hanya sebatas hal itu saja.

Sampai saat ini aku memang belum menikah. Namun, rasanya pikiran menikah mulai tergeserkan. Kenapa? Menikah bukan sekedar mencintai dan dicintai (kalau cinta terbalaskan) wow wow! Sabar Nita! hahaha ya pada kenyataannya, tidak semua orang menikah karena saling mencintai, tidak semua orang menikah karena saling komitmen. 

Ada kalanya orang menikah karena paksaan. Ntah paksaan karena umur, keharusan, pandangan umum orang tentang "wajib" menikah atau mungkin karena lainnya. Aku ga menutup diri bahwa banyak (ya sangat banyak) orang yang menikah karena memang saling mencintai dan yakin dengan pilihan mereka. Menikah juga sebagai sebuah hubungan atau bahkan ibadah untuk beberapa pandangan orang dan aku tidak menolak pandangan ini. Namun, ntah kenapa hati ini menjadi sedikit gundah ketika mendengar kata menikah yang memang itu karena paksaan yang aku jelaskan diatas.

Hati ini luka ketika melihat air mata jatuh didalam pernikahan (bukan berarti menikah itu tidak mungkin ada drama atau bumbu-bumbu cinta yang biasa dikatakan orang) Namun, jika mendengar kata "penyesalan" dalam suatu pernikahan atau kata "salah pilih orang atau salah pilih keluarga" ini yang membuat hati dan mataku bergetar.

Aku menyukai kalimat tentang "menikah satu untuk seumur hidup" Namun, apa kamu kuat dalam menghadapi problematika pernikahan? Aku mencoba membuat beberapa hal yang pernah aku temui atau dengar tentang hubungan pernikahan yang sering menjadikan hal ini suatu problem.

1. Keuangan
Ga bisa dipungkiri bahwa uang adalah sumber kebahagiaan. Mungkin bukan fisik uangnya, namun keberadaan uang yang bisa membuat suatu kebahagiaan. Awalnya aku berpendapat bahwa saat menikah, tugas kepala keluarga adalah mencari nafkah dan itu mutlak hukumnya. Namun sebuah tamparan membangunkanku tentang hal ini.

source: sahabatpegadian.com

Ketika menikah, memang layaknya tanggung jawab suami sebagai kepala keluarga untuk menafkahi dan mencukupi kebutuhan keluarga. Namun, apa kamu sebagai wanita siap ketika suamimu suatu saat berada dalam fase (aku bilang fase karena bisa saja berubah-ubah) ia sulit mencukupi keluargamu. Lalu, sebagai wanita apa yang akan kamu lakukan? Berserah? Menuntut? Marah atau mungkin memikirkan perpisahan? Tahan jangan dijawab sekarang!

2. Karakter
Lohhh, bukannya umumnya sebelum menikah sudah tahu karakter pasanganmu? Wait guys! Apa kamu yakin pasanganmu sudah 100% menjadi dirinya sendiri saat berpacaran? Apa kamu yakin selama ini yang kamu lihat adalah dirinya sendiri atau apa kamu yakin, karakter aslinya memang seperti itu?

source: pathfindertalent.com

Ga sedikit karakter menjadi salah satu alasan orang berpisah. "Kami sudah tidak cocok lagi" "Visi Misi kami berbeda" kenapa bisa? Apa karena orangnya berubah? Karena itu, karakter yang akan kamu temui setiap hari, setiap malam dan setiap saat selama hidupmu! ehh selama kamu menikah dengannya!

Untuk itu, masa pacaran harus dimanfaatkan sedalam-dalamnya untuk mengenal dirimu dan pasanganmu. Jangan berdoa jauhi dari perdebatan selama pacaran, justru berdoalah semoga Tuhan berikan masalah dan cara bagaimana kalian siap untuk melewatinya. Karakter pula yang membawa orang itu bisa maju atau tidak. Kalau dari awal karakternya sudah tidak baik, suka bohong, selingkuh, keras kepala, pemarah atau mungkin egois, ya kalau kamu siap menjalani hidupmu bersama orang seperti itu. silahkan!

3. Keluarga Besar
Ketika menikah bukan hanya 2 kepala menjadi satu, namun juga 2 keluarga besar menjadi satu. Masyarakat Indonesia yang masih kental dengan adat dan budaya lainnya yang bikin kita tidak sebebas dengan orang bule yang siap meninggalkan keluarganya. Aku memang setuju dengan pernyataan bahwa anak dan orang tua tidak bisa dipisahkan, Namun, bukan berarti orang tua atau bahkan keluarga besar (berhubung orang Indo itu keluarga besar ya sampai kakek, nenek, om, tante bahkan mungkin tantenya om (?)) yang bisa ikut mencampuri rumah tangga kamu.

source: parenting.orami.co.id

Memberi masukan untuk pasangan yang lebih muda itu baik tapi bukan berarti ikut serta dalam keluarga tersebut. Laki-laki harus siap pergi dari keluarganya untuk memimpin keluarga barunya bersama dengan istri dan anak-anak. Wanita harus bijak pula untuk siap pergi dan mau dipimpin oleh suaminya yang memimpin.

Terlalu banyak omongan, pikiran dalam membangun rumah tangga itu sulit. Untuk bertahan dalam rumah tangga yang hanya diisi oleh suami, istri dan anak-anak saja masih sulit, kenapa keluarga harus menambah beban?

Diluar dari paksaan menikah karena mungkin umur, dipilih atau mungkin keharusan yang lain, ini menurutku yang menjadi faktor problem dalam rumah tangga. Memang menikah itu tidak mudah. Memang menikah itu juga tidak sulit. 

"Halah Nita! Sok tau banget sih.. Nikah juga belum. Ngalamin juga belum."



Iya justru karena aku belum menikah makanya aku takut. "Ga usah takut, jalanin aja dan berdoa!". Ya pasti aku berdoa dan sambil berusaha mencari yang baik menurutku. Walau sesungguhnya aku takut untuk nulis hal ini. Takut hal ini akan terjadi padaku dan takut kemakan omongan sendiri. Setidaknya untuk saat ini aku punya pandangan dan rencana mana yang baik ataupun tidak. Aku tidak takut dengan omongan orang "kapan nikah?" diumur saat ini yang memang masih muda.

Mencari yang terbaik bukah perkara banyak milih. Kamu harus punya standart apa yang baik menurutmu dan kenapa hal itu baik. Bukan berarti minta muluk-muluk tapi setidaknya kamu yang paling tahu bagaimana sifatmu sebenarnya dan kamu yang paling tahu apa yang kamu butuhkan kedepannya.

Menikahlah karena saling mengasihi dan mencintai. Kasih sayang dan cinta itu berbeda, jadi dalam rumah tangga perlu adanya kedua hal ini. Dan cobalah untuk tahu bagaimana membuat pasanganmu bahagia dan ketahui pula apa kekurangan pasanganmu dan beri tahu apa kekuranganmu. Turunkan egomu dan saling melengkapi.dan percaya apa yang terjadi saat ini membuatmu terus belajar untuk menemukan pasangan hidupmu atau membuatmu semakin kuat dalam menjalani pernikahanmu! Semangat guys!

Komentar

Postingan Populer