My Cup Of Tea

Hangatnya malam yang membukan mataku mengingatkanku pada dirimu. Mencari ponsel lamaku untuk melihat semua kenangan indah yang pernah kita buat. Mengingat semua lagu-lagu indah yang kau nyanyikan padaku setiap malam membawaku terhanyut dalam tidurku yang lelap. Hatiku mencoba mencari apa yang salah telah kita lakukan, apa yang ku perbuat dan membuat kita berbeda.

Aku rindu setiap kata yang keluar dari mulutmu. Aku rindu setiap alunan musikmu yang membuatku terdiam dan bersyukur walau hanya sejenak. Aku tak tau apa yang salah, Aku tak tau apa yang membuat kita berbeda

Dikala sunyinya malam, kembali kubuka mataku mengingat semuanya. Mengingat saat dimana kau bercerita tentang mimpimu, bercerita tentang harimu yang gelap. perjuanganmu yang begitu dalam yang membuatku berpikir kita memang semakin berbeda

Hatiku salah saat ku mencoba bernegosiasi dengan semesta, rasa sepi dihati dan keberadaanmu yang tak pernah kuharapkan membawaku semakin hanyut terdalam. Kita bagaikan sebuah teh hangat yang ditaruh didepan sang pemesan. Kau melegakanku, menenangkanku dan juga membawaku kepada rasa yang berbeda. Disana ku terdiam.. Lama ku terdiam melihat apa yang terjadi. Disaat satu tegukan kurasakan, memang kita berbeda. Semakin ku seruput teh itu, semakin ku tau, kau bukan sekedar rasa. Tapi kau hanya hawa panas dalam teh panasku. Hawa itu memberikan wangi yang berbeda dan juga membawaku terlarut dalam rasa yang lewat.

Source: freepik.com


Kini kusadar, saat teh hangatku telah menjadi dingin, kau hilang. Hawa itu hilang dan tak lagi memberikan rasa. Teh panas didepanku mengajarkanku untuk menikmatinya saat ia masih hangat. Kala hangat itu hilang, kini ku mengerti bahwa rasa itu telah hilang.

Kau teh panasku, ingin rasanya tetap hangat saat ku coba menggenggamnya erat. Namun ku tau, semakin erat ku genggam, semakin ku kehilangan kehangatanmu. Kau teh panasku yang telah mendingin. Kau jauh dari kata berbeda, kini ku sadar, kita tidak berbeda. Tapi kita memang tak sama. Kau datang bukan dari semesta. Aku tak bisa menyalahkan semesta, karna ku tau, kau hanya teh panas yang ditaruh didepanku. Salahku menggenggammu terlalu erat sehingga menghilangkan rasa itu. Yang ku nantikan bukan soal teh hangat, bukan soal uap panas yang keluar dari teh itu. Sekali lagi kita berbeda

Komentar

Postingan Populer