CREATE YOUR OWN CHARACTER | SEPERTI APAKAH KAMU???

Beberapa terakhir ini saya banyak diberikan pertanyaan simple tapi penuh makna.

"Seperti apa sih kamu??"

Kalimat ini membuat hati, pikiran dan bahkan tenaga saya hampir terkuras karenanya. Saya akui bahwa setiap orang mempunyai sifat dan karakter yang berbeda-beda sesuai dengan aturan dan lingkungan sekitar yang membentuk pribadi seseorang. Lalu seperti apa sih kamu??? Kalimat tanya ini dapat memberikan berbagai macam jawaban seperti jujur, baik hati, lemah lembut, pekerja keras, tanggung jawab, bebas, cuek, jutek atau bahkan kamu akan menjawab masa bodo. 

Sedikit bercerita, beberap hari yang lalu saya sempat di berikan banyak kertas untuk menjawab dan kembali mengenali pribadi diri saya sendiri lebih dalam lagi. sekitar 10 lembar kertas tersebut nantinya akan berisikan mengenai kepribadian saya hingga bagaimana saya hidup didalam cinta kasih Tuhan.

Saya akui, salah satu kekurangan yang menjadi kelebihan saya pula adalah perfeksionis. kertas-kertas tersebut menjadi satu pergumulan didalam diri saya ketika saya berada diperjalanan pulang bahkan hingga sampai saat ini. Seperti apa sih kamu??? yang saya tahu saya adalah pribadi yang sensitif (ini masuk keranah perfeksionis juga menurut saya), ambisius, pekerja keras, bertanggu jawab dan saya seorang yang memiliki tujuan. Mengapa saya dapat berani memberikan jawaban ini??? Ayo kita mulai dari hal pertama.

Sensitif: ini merupakan salah satu sifat atau karakter saya yang mungkin beberapa diantara kamu pernah merasakan saat sekelas bersama saya di SD dulu. saya dikenal seorang anak yang cengeng dan gendut. Mengapa sifat ini bisa ada pada diri saya?? Saya merupakan anak terakhir dari 3 bersaudara. Saat kecil saya memiliki baby sitter pribadi yang khusus untuk menemani dan menjaga saya. karena saya anak terakhir, segala keinginan saya dipenuhi oleh papa saya dan hal ini membuat saya menjadi seorang anak yang manja, cengeng dan egois saat itu

Ambisius: Hal manja saya membuat saya menjadi seorang yang ambisius. Segala keinginan saya harus dipenuhi saat itu. Yaa saat itu saya berkelimpahan dengan kasih sayang kelua
rga, mainan, makanan, dan bisa dikatakan materi. Saya teringat saat itu ketika kakak saya memakai mainan saya dengan tetangga. saya nangis dengan jerit dan saya meminta ayah saya untuk membelikan mainan baru. Seketika kami pergi ke Mall Kelapa Gading (saat itu masih terdiri dari 1 mall) dan saya secara bebas memilih mainan yang saya inginkan.

Disaat saya masih bersenang-senang dan belum mengetahui tentang kehidupan, tiba-tiba saya mendapat kabar bahwa ayah saya mengalami sakit komplikasi. disaat itu saya masih duduk dibangku kelas 4SD. tiba-tiba saya kehilangan sosok yang selalu sedia berada disamping saya. Mama saya sibuk mengurusi ayah saya yang jatuh sakit, kakak pertama saya yang masih labil saat itu menggantikan sosok orang tua saya. saya kecewa, sedih dan menjadi seorang anak yang bertambah cengeng saat itu. Hal ini ditambah ketika orang tua saya menjadi jarang berada di rumah karena harus berobat ke Penang dan bahkan bolak-balik ke rumah sakit (disini saya tidak mau fokus kepada kejadian ini)

Hal ini yang membuat saya harus belajar secara drastis. bagaimana saya harus mulai menyiapkan barang-barang saya sendiri, bagaimana saya harus mebereskan kembali mainan saya, bagaimana saya tidak melihat mama dan papa saat saya bangun tidur, bagaimana tidak ada lagi mbak yang siap sedia untuk saya dan bagaimana saya harus berusaha untuk tidak menangis disetiap situasi

Pekerja Keras: Hal ini menjadi salah satu sikap yang harus saya lakukan. saya belajar membereskan rumah, membagi tugas rumah dengan kakak, belajar untuk mengerjakan tugas sendiri dan bahkan kami hanya bertiga tinggal dirumah. Yaaa saya harus berusaha keras saat itu. bagaimana rumah harus rapih saat mama pulang, karena yang saya tahu adalah orang tua saya pasti capek pulang dari RS. Hal ini mengubah hidup saya secara 100% hingga saat ini saya betul-betul harus bekerja keras dalam segala hal, terutama saat saya masuk kebangku perkuliahan. Hanya satu hal yang ada dibenak saya adalah saya harus berusaha.

Bertanggung Jawab: Yaa satu hal yang sampai saat ini saya masih jelas ingat adalah ketika orang tua memberi kebebasan untuk saya memilih jurusan (namun tetap harus didiskusikan dengan pertimbangan lainnya) alhasil saya memilih jurusan Ilmu Komunikasi di salah satu universitas swasta di Jakarta Utara. 1 hal yang mama saya minta adalah saya harus bertanggung jawab terhadap pilihan saya ini. dimana masa depan saya, saya yang menentukan dan masa depan saya untuk saya kelak. jadi saya betul-betul merasakan bagaimana saya harus bertanggung jawab terhadap pilihan saya, terhadap peminatan jurusan yang ambil hingga bertanggung jawab terhadap skripsi dan komitmen saya untuk tidak akan pernah menyontek saat saya ujian dikampus
ANALOGI BY TRIE MARNITA PURBA

Memiliki Tujuan: Hal simple namun penuh makna. apa tujuan hidup kamu?? Yang saya ingat, saya akan menjawab ""menyenangkan hati Tuhan dan Mama saya". ini memang jawaban, namun menyenangkan dengan cara apa??? dengan lulus kuliah cepat, memiliki IPK memuaskan, aktif pelayanan di gereja, jadi terang untuk lingkungan, rajin masuk kelas, nurut kata mama, tidak berbuat onar dimasa sekolah, bergaul yang baik didalam Tuhan dan keluarga, tidak menjadi anak "nakal" dan lainnya. 

Terkadang kita sebagai manusia, kita hanya berfokus kepada tujuan hidup kita. Tujuan tersebut, saya ibaratkan seperti pohon besar yang ingin saya tumbuhi. Tapi, kita sering lupa dengan akar, daun, buah, ranting yang justru membangun dan memberikan makna pohon besar yang sebenarnya. Hal ini saya analogikan pada tujuan saya. saya memiliki tujuan hidup yang besar yang tidak dapat saya bagi saat ini dan sekarang ini adalah proses dimana saya harus membangun dan mengejar agar pohon besar saya tersebut betul-betul dapat bertumbuh dengan besar. Saya harus fokus kepada akar, ranting, daun, buah, bunga hingga tanah. Oleh sebab itu, saat ini saya memiliki tujuan yang besar dalam hidup saya dan saya amini setiap kejadian yang Tuhan ijinkan boleh saya alami adalah setiap detil dari pohon besar saya.

Kini saya sudah menjawab pertanyaan simple diawal artikel ini.Seperti apakah kamu?? Yaa saya masih menjadi seorang anak bungsu yang masih memiliki sifat sensitif. terkadang saya tidak bisa meluapkan setiap emosi saya menjadi kata-kata. saya cenderung hanya akan terdiam, merenung bahkan menangis. Namun satu hal yang saya ambil adalah setiap orang memiliki jiwa sensitif hanya porsinya saja yang berbeda dan saat ini saya sedang terus mencoba bagaimana sensitif saya dapat menjadi kelebihan dan menguntungkan saya. Yaa saya berambisi. ambisi disini adalah bagaimana saya harus mendapatkan setiap keinginan saya dan saya tahu untuk menjalankan ambisi saya, saya perlu bekerja keras dan bertanggung jawab agar saya dapat membangun pohon besar saya (tujuan). Jadi, seperti inilah saya!!

Komentar

Postingan Populer